PILOT PROGRAM
FILM yang dibuat gotong royong PENTAHELIX, diawali dengan DEKLARASI GERAKAN1000 oleh 7 Kementerian & Lembaga NKRI.
Diproduksi oleh Pelajar & Mahasiswa (usia dibawah 20th) secara Mandiri namun Profesional (melibatkan artis ternama).
Terintegrasi dengan Branding UMKM Lokal di Kepulauan Seribu (Lokasi Pilihan sebagai Pilot Program) berbasis Pariwisata.
Tema : ILLEGAL FISHING & Perjuangan seorang pelajar daerah untuk meraih MIMPI
Target Pencapaian : 5 juta Penonton berbasis Koperasi.
Tagline :
#KamiPunyaMimpi #BeraniWujudkanMimpi
#InvestasiDimulaiDariNonton #1ticket1mangrove
Target Pencapaian secara Paralel :
- Destinasi Wisata Budaya & Konservasi baru di Pulau Kelapa Dua
- Branding 6 Produk Oleh-oleh Kemasan asli Kepulauan Seribu
- Menanam 5juta Mangrove untuk Indonesia & Donasi Kesehatan
NILAI-NILAI (Revolusi Mental, Pancasila & SDGs)
Proses Produksi FILM IMPIAN 1000 PULAU mengimplementasi nilai-nilai Pancasila, Revolusi Mental & SDGs NILAI-NILAI :
- Gerakan Nasional Revolusi Mental
- Gerakan Pengembangan Ekonomi Lokal dengan Penguatan Kelompok UMKM dalam KOPERASI
- Gerakan Ayo Ke Taman Nasional
- Gerakan Nasional Non Tunai
MOVIE GOALS related to 17thSDG’s :
ALOKASI DANA NOBAR PRE-SCREENING FILM IMPIAN 1000 PULAU sebagai kelanjutan di Pulau Kelapa Dua – Berbasis Koperasi:
- Kelompok Nelayan KERAMBA – Solusi dari Nelayan Muroami & Kompresor di Pulau Kelapa Dua
- Kelompok Eko Resto “Rakit Tiang”
- Kelompok Kuliner Olahan Ikan – Oleh-oleh Khas Kepulauan Seribu : Total 6 Branding
- Kelompok Konservasi Mangrove
- Kelompok Homestay
- Kelompok Kriya – pengolahan sampah
- Kelompok Crew (Beasiswa)
- PENGEMBANGAN UNIT USAHA KINARYA COOP.
- EDUKASI PRODUKSI NEXT MOVIE
SET LOKASI
Asri Welas berperan sebagai Mak Zaenab, pemilik warung kopi yang juga menjual oleh-oleh Khas Kepulauan Seribu : CUZMI, BONI, GIMAKU, BAGANTERI, SURI, SERUMBA (merupakan produksi UMKM kelompok masyarakat binaan Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Bank Indonesia KPW DKI Jakarta.)
Warung ini sebagai tempat nongkrong dan ngopi Galang (Karel Susanteo) dan teman-temannya, Nabila (Yoriko Angeline), Rahman (Chicco Kurniawan), Adjie (Rahmed Ababil), Gita (Arafah) dan Raffi (Bintang Emon).
RUMAH APUNG KREATIF
Set Warung Zaenab berdekatan dengan Set Rumah Kreatif, dengan konsep Rumah Apung, selanjutnya berfungsi sebagai Sarana Pariwisata (Eco Resto) yang menyajikan 14 menu masakan siap saji khas pulau kelapa dua yang alami.
Dua icon baru yang muncul dalam Film Impian 1000 Pulau ini, merupakan cara kreatif GERAKAN1000 untuk mensinergikan giat dari Taman Nasional Kepulauan Seribu dengan Bank Indonesia KPW DKI Jakarta, berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung / Wisatawan (Nusantara & Asing), manajemen pengelolaan dilakukan oleh Kelompok Masyarakat melalui Badan Hukum Koperasi.
Fasilitas lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas Pariwisata ini, GERAKAN1000 menggandeng BUMN – Indonesia RE untuk merenovasi Tracking Mangrove dan Toilet di area Taman Nasional Pulau Kelapa Dua.
Set RUMAH NABILA dirancang agar Karine Ulfa – Ibu Nabila dapat mencerminkan karakter wanita dari Pulau Pramuka yang mengikuti perkembangan teknologi khususnya di bidang penjualan online dan penggunaan alat pembayaran non-tunai berbasis Koperasi.
Seluruh props untuk set Rumah Nabila disesuaikan untuk menggambarkan Ibu Nabila sebagai AGEN dari produk UMKM Kepulauan Seribu, yang selanjutnya dapat berperan sebagai mitra bisnis Kuliner Kemasan yang dikelola oleh Kelompok Perempuan Kepulauan Seribu.
SOLUSI bagi para Nelayan Muromi dan Kompresor yaitu dapat bekerja sebagai Nelayan Keramba, dimana, hasil manfaat film ini juga akan dialokasikan untuk penambahan bantuan/pinjaman modal Nelayan Keramba secara Komunitas Kelompok, yang telah dibangun dan dibina oleh Bank Indonesia, bersinergi dengan pengembangan wilayah Eko-Wisata yang dikembangkan oleh Taman Nasional Kepulauan seribu
SET Lokasi Rumah Sakit – CHAMBER untuk Scene Ayah Galang (Rifnu Wikana) dimasukkan ke CHAMBER merupakan alat yang dibutuhkan untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan sebagai dampak dari penggunaan Kompressor untuk menghindari efek Fatal – kelumpuhan maupun kematian.
Tersedianya CHAMBER di Pulau Pramuka, harusnya juga menjadi nilai jual PARIWISATA karena akan menjadi daya tarik para DIVERS, yang membuat rasa aman, jika terjadi kecelakaan saat sedang berkegiatan DIVING di Kepulauan Seribu.
ADEGAN FILM
SCENE KONSERVASI di BALAI TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU
TRANSPLANTASI KARANG
Didin, S.Hut. (Arif Nilman) berperan sebagai Penyuluh Kehutanan BTNKpS menjelaskan tentang pentingnya ekosistem terumbu karang sebagai tempat berpijahnya berbagai jenis ikan dan biota laut.
Salah satu aktifitas manusia yang berkontribusi pada kerusakan ekosistem terumbu karang adalah jaring muroami yang mana dalam proses pemasangannya dilakukan dengan beberapa orang penyelam berjalan kaki di atas karang.
Untuk memperbaiki dan memulihkan kembali ekosistem terumbu karang yang rusak, dilakukan kegiatan rehabilitasi / transplantasi karang dengan metode rak.
REHABILITASI MANGROVE
Penanaman mangrove menggunakan metode khusus dan tersendiri, berbeda dengan metode dimanapun, yaitu metode rumpun berjarak, yang sangat cocok diterapkan di Kepulauan Seribu karena sangat miskin unsur hara, bermedia pasir dan berbatu.
Kegiatan transplantasi karang dan penanaman mangrove tersebut selain untuk memulihkan ekosistem yang rusak, diharapkan dapat menjadi daya Tarik tersendiri bagi pengunjung dan wisatawan. Mereka bisa ikut aktif juga menanam dan memelihara karang dan mangrove sebagai wisata konservasi.
SCENE PERAIRAN – PATROLI POLHUT BALAI TN KEPULAUAN SERIBU
Partoli BTNKpS dengan kapal patroli KM Dephut, mendapati nelayan (Ayah Galang diperankan oleh Rifnu Wikana) yang menangkap ikan dengan jaring muroami yang dapat merusak karang dan alat bantu pernafasan kompresor hookah / biasa dipakai untuk tambal ban yang sangat berbahaya bagi penggunanya (dapat mengakibatkan keram-keram, lumpuh bahkan meninggal dunia).
Dalam pengoperasiannya jaring muroami mencari lokasi di atas terumbu karang yang masih bagus dengan target ikan karang yaitu ekor kuning. Jaring dibentangkan oleh beberapa nelayan dengan cara menyelam dan berjalan kaki di atas karang, mata jaring yang kecil mengakibatkan ikan-ikan kecil non target juga terjaring. Alat tangkap ini telah dilarang pengoperasiannya di seluruh perairan di Indonesai berdasarkan Permen KP no 11 tahun 2011.
Alat bantu kompresor juga masih digunakan oleh sebagian kelompok nelayan Kepulauan Seribu bersamaan dengan alat tangkap jaring muroami dan bubu. Nelayan belum menyadari sepenuhnya tentang bahaya dari penggunaan compressor hookah ini sebagai alat bantu pernafasan di dalam perairan. Mereka sering menyebut ada ganggguan hantu laut di dalam perairan saat menyelam dalam dan lama, padahal pemahamann tersebut adalah keliru, mereka sebenarnya mengalami keracunan nitrogen yang mengakibatkan seseorang terkena halusinasi karena menumpuknya gas nitrogen dalam persendian, peredaran darah bahkan sampai ke otak. Begitu pemahaman mereka ada melihat hantu laut, mereka bisa terkejut, takut dan dengan cepat naik ke permukaan / karena panik. Maka dengan naik terlalu cepat dari kedalaman dapat mengakibatkan pendarahan dari telinga, hidung dan mulut. Sudah banyak nelayan menjadi korban penggunaan kompresor hookah ini, baik yang mengalami pincang, lumpuh hingga meninggal dunia. Oleh karena sangat membahayakan nelayan maka penggunaan kompresor hookah telah dilarang beroperasi di seluruh perairan Indonesia sesuai UU Perikanan no 41 tahun 2009.